Sabtu, 20 September 2014

PERTEMUAN 4 SESI-4 (PRINSIP-PRINSIP LOGIKA DAN LOGIKA INDUKTIF-DEDUKTIF)

PERTEMUAN KE 4 SESI 4 ( PRINSIP - PRINSIP LOGIKA & LOGIKA INDUKTIF-DEDUKTIF )

DEDUKTIF ( SILOGISME )
Penalaran deduktif ini selalu diungkapkan dalam bentuk silogisme. Dengan kata lain silogismelah yang menjadi medium pengungkapkan penalaran deduktif. Silogisme adalah penarikan kesimpulan dari premis-premis yang sudah diketahui. Maksud dari premis-premis tersebut adalah memberikan bukti.
✔️premis-premis dari suatu argumentasi deduktif yang tepat berisi semua bukti yang dibutuhkan untuk membuktikan kebenaran suatu kesimpulan.
✔️jika premis-premis benar maka kesimpulan juga harus benar, dasarnya realitas menjadi tolok ukurnya
✔️argumentasi deduktif lebih mengarah kepada kesahihan dan tidak sahih

APA YANG DIMAKSUD DENGAN KEBENARAN PREMIS
-Premis dianggap benar bila sesuai dengan realitas
-Misalnya “Semua mahasiswa Psikologi Untar Pandai”. Pernyataan tersebut dianggap benar sebab sesuai dengan realitas.
-Misalnya”Semua mahasiswa Psikologi Untar perempuan membenci laki-laki”. Tentunya pernyataan tersebut dianggap salah sebab tidak semua mahasiswa perempuan membenci laki-laki.


CIRI-CIRI SILOGISME
-semua pernyataan ( proposisi ) adalah proposisi kategoris
-memuat 3 term kata yang berbeda dan masing-masing term tampak dua dari tiga proposisi
-premis mayor : setiap cendekiawan adalah kaum intelektual
-premis minor : psikologi adalah cendekiawan
-konklusi : jadi psikologi adalah kaum intelektual

DEDUKTIF
▪️Desuksi sebaliknya juga merupakan suatu proses tertentu dalam proses itu akal budi kita menyimpulkan pengetahuan yang lebih ‘khusus’ dari pengetahuan yang lebih ‘ umum’ . Yang lebih khusus itu sudah termuat secara implisit dalam pengetahuan yang lebih umum.
▪️Induksi dan deduksi selalu berdampingan, keduanya selalu bersama-sama dan saling memuat. Induksi tidak dapat ada tanpa deduksi. Deduksi selalu di jiwai oleh induksi . dalam proses memperoleh ilmu pengetahuan , induksi biasanya mendahuli deduksi . sedangkan dalam logika biasanya deduksi yang terutama di bicarakan lebih dahulu. Deduksi di pandang lebih penting untuk latihan dan perkembangan pikiran

INDUKTIF
-Logika/Penalaran induktif = cara kerja ilmu pengetahuan yg bertolak dr sejumlah proposisi tunggal/partikular tertentu utk menarik kesimpulan umum tertentu. Kesimpulan: generalisasi fakta yg memperlihatkan kesamaan.
-Namun kesimpulan umum hrs dianggap sbg bersifat sementara. Krn ciri dasar induktif selalu tidak lengkap.     
-Persamaan penalaran induktif dengan deduktif ialah argumentasi keduanya terdiri dr premis2 yang mendukung kesimpulan.
-Sedangkan perbedaan ialah penalaran induksi yg tepat akan punya premis2 benar tapi kesimpulan salah, krn argumentasi penalaran induktif tdk membuktikan kesimpulan benar. Premis hanya menetapkan kesimpulan berisi suatu kemungkinan
-argumentasi dlm penalaran induksi tdk dinilai sebagai  sahih atau valid atau tidak sahih atau invalid, tapi berdasarkan probabilitas

CARA PENALARAN INDUKTIF
Proses induksi mulai berdasar kejadian-kejadian, gejala partikular. Penal induksi ialah proses penalaran berdasarkan pengertian partikular atau premis untuk menghasilkan pengertian umum atau kesimpulan
Tiga ciri penalaran induktif:   
 1) Premis penal induktif : proposisi empiris yg ditangkap indera 
     2) Kesimpulan dalam penalaran induksi lebih luas dari pada apa yang dinyatakan dalam  premis
     3) Meski kesimpulan tak mengikat, tapi manusia menerimanya. Jadi konklusi induksi punya kredibilitas rasional

GENERALISASI INDUKTIF
Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas gejala dg sifat tertentu utk menarik kesimpulan ttg semua. Prinsipnya apa yang terjadi beberapa kali dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu terjadi bila kondisi yang sama terpenuhi.
=) Tiga syarat membuat generalisasi: 
     1.Tidak terbatas secara numerik, tidak boleh terikat pada jumlah tertentu
     2.Tidak terbatas secara spasio temporal, harus berlaku dimana saja
     3.Dapat dijadikan dasar pengandaian

ANALOGI INDUKTIF
Bicara ttg dua hal yg berbeda dan dibandingkan. Dua hal perlu diperhatikan: persamaan dan perbedaan. Bila memperhatikan persamaan saja, maka timbul analogi. Maka analogi induktif – proses penalaran utk menarik kesimpulan ttg kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus yg lain yg punya sifat esensial yg sama.
analogi induktif menarik kesimpulan atas dasar persamaan. Beda dg generalisasi induktif, dimana konklusinya berupa proposisi  universal. Penalaran induktif, konklusinya lebih luas daripada premis-premis.

FAKTOR PROBABILITAS
Kebenaran konklusi dalam logika induktif, baik dalam analogi maupun generalisasi bersifat tidak pasti, karena hanya bersifat mungkin ( probabel ).
⚫️Tinggi rendahnya probabilitas konklusi induktif dipengaruhi oleh  
     1. faktor fakta: makin besar jumlah fakta yang dijadikan dasar penalaran induktif, akan makin tinggi probabilitas konklusi dan sebaliknya
     2. faktor analogi: semakin besar jumlah faktor analogi dalam premis, makin rendah probabilitas konklusinya, dan sebaliknya.
     3. faktor disanalogi: makin besar faktor disanalogi di dalam premis, akan makin tinggi probabilitas konklusinya, dan sebaliknya. 
     4. faktor luas konklusi: semakin luas konklusi, semakin rendah probabilitasnya, dan sebaliknya.

KESESATAN ANALOGI ATAU GENERALISASI
PENTING DIINGAT ‼️
Tergesagesa: cepat menarik kesimpulan dari beberapa fakta.
Faktor ceroboh:  cepat tarik kesimpulan tanpa memperhatikan soal kondisi lingkungan, misalnya semua wanita Jawa itu lembut.
Prasangka: memberi penilaian tanpa melihat fakta lain yang tidak cocok, misalnya semua orang Batak bicara keras dan tak sabaran.
Untukk menghindarinya: membangun sikap kritis, terbuka pada koreksi dan kritik dari orang lain.

MANFAAT BELAJAR INDUKTIF
-B. Russel: logika induktif bukan hanya lebih bermanfaat dr logika deduktif, tp juga lebih sulit.
-Manfaat logika induktif: Memberikan pembenaran atas kecenderungan manusia yg bersandar pada kebiasaan.
-Memang tisak pernah bisa merasa pasti atas kebenaran suatu kesimpulan induktif, tapi ada cara tertentu dimana kita dapat menekan kemungkinan kesalahan.
- Maka, jangan pernah menarik kesimpulan induktif dengan data yang masih minum, tergesagesah, ceroboh dan hanya di landasi prasangka.


4 komentar:

Anonim mengatakan...

lucuuu font style tulisannya haha enak dibacanya. gua kasih nilai 84 ya :)

Unknown mengatakan...

Wah enak dibaca nih sesuai sama backgroundnya

Unknown mengatakan...

lengkap juga postingannya terus update ya. nilainya 90 deh

Unknown mengatakan...

Lengkap sheer 90 yaaa

Posting Komentar