PERTEMUAN KE 2A ( PERCABANGAN FILSAFAT )
Pada tahp awal filsafat mencangkup semua ilmu pengetahuan.
*pengetahuan manusia semakin banyak sehingga perlu dikelompokan
*disiplin ilmu dipisah dengan filsafat
*namun
permasalaham pokok filsafat semakin banyak sehingga perlu dikelompokan
sesuai dengan permasalahannya. Ini yang kemudian disebut canbang filsafat.
TOKOH YANG BERJASA MEMBUAT PEMBAGIAN FILSAFAT
1. Aristoteles : spektulatif, praktika, dan produktif
2. Christian wolff : logika, ontologi, kosmologi, psikologi
3. Will Durant : logika, etika, estetika, metafisika
4. Eerste Nederlandse Systematich Ingerichte Encyclopaedie-ENSIE:
Metafisika, Logika, Epistemologi, Filsafat Ilmu, Fils. Naturalis, Fils.
Kultural, Fils. Sejarah, Estetika, Etika, Fils. Manusia.
5. The World University Encyclopedia: Sejarah filsafat, Metafisika, Epistemologi, Logika, Etika, Estetika.
PEMBAGIAN CABANG FISIKA SECARA UMUM
1. Epistemologis : filsafat ilmu pengetahuan
2. Metafisika : ontologi, kosmologi, teologi metafisika
3. Logika ilmu berfikir kritis
4. Etika filsafat tingkah laku
5. Estetika filsafat keindahan
6. Aksiologi ( filsafat nilai )
7. Filsafat khusus berbagai disiplin ilmu filsafat pendidikan, agama, hukum, ekonomi
EPISTEMOLOGI
- etimologi : episteme ( pengetahuan ), logos ( ilmu )
- epistemologi: kata, pikiran, percakapan tentang ilmu pengetahuan
- pokok persoalan : sumber, asal mula, jangkauan, sifat dasar, batas, validitas
JENIS PENGETAHUAN
~Pengetahuan memiliki subjek
~Pengetahuan berkaitam erat dengan kebenaran
3 jenis pengetahuan:
1. Pengetahuan biasa : pra-ilmiah, hasil pencerapan indrawi dan pemikiran rasional sehingga masih harus diuji
2. Pengetahuan ilmiah : didapat melalui metode ilmiah dan sudah dapat dipastikan kebenarannya.
3. Pengetahuan filsafati : berdasarkan pemikiran resional, logis, analitis, dan sistematis
SUMBER PENGETAHUAN
- Plato, Descrates, Spinoza, Leibni : akal budi/rasio
- Bacon, Hobbes, Locke : indrawi dan berdasarkan pengalaman
- John lock : sensasi, refleksi terhadap ide tersebut
- Imannuek kant : adanya gabungan dari akal budi yang dikaitkan dengan pengalaman
ADAKAH PENGETAHUAN YANG BENAR DAN PASTI ?
Skeptisme : tidak ada hal yang pasti. " saya tahu bahwa saya tidak tahu "
- Phyrro (365-275SM),
pencipta skeptisisme sistematis pertama: Kita harus senantiasa
menyangsikan segala sesuatu, karena tidak ada yang benar-benar dapat
diketahui dengan pasti.
- J. Wilkins (1614-1672) dan J. Glanvill (1636-1680): membedakan pengetahuan tertentu yang sempurna dan pengetahuan tertentu yang sudah pasti. Tidak seorang pun manusia dapat meraih pengetahuan sempurna karen kemampuan manusia telah cacat.
- David Hume (1711-1776):
serang dasar pengetahuan empiris. Tidak ada generalisasi pengalaman
yang dpt dibenarkan scr rasional. Generalisasi induktif bukan suatu
proses berpikir, tapi sekedar berharap.
- Thomas Reid (1710-1796):
Menyanggah presuposisi sentral Hume yang mengatakan bahwa kepercayaan
kita yang sangat mendasar harus dibenarkan oleh argumen rasional
falsafati. Bukti rasional falsafati yang dikehendaki Hume sesungguhnya
tidak pantas dan tidak tepat, karena argumen rasional falsafati akan
terus menerus memerlukan argumen rasional falsafati tak terbatas.
- Albert Camus (1913-1960):
Manusia berusaha menakar makna dari sesuatu yang pada hakekatnya tidak
bermakna. Baginya, tidak ada makna, tidak ada pengetahuan yang benar
secara objektif.
KESAHIHAN PENGETAHUAN
1.
Teori koherensi : pengetahuan diakui sahih bila ia memiliki hubungan
dengan gagasan proposisi sebelumnya yang sahih. ( dinilai benar kalau
ada hubungan nya )
2. Teori korespondensi : pengetahuan sahih bila proposisi bersesuain dengan realitas ( sesuai dengan kenyataan )
3. Terori pragmatis : bika ada kegunaannya ( sesuatu dinilai benar jika ada kegunaannya)
4. Teori logikal : term yang berbeda, namun tetap berisi informasi yang sudah pasti dan tidak perli dibuktikan lagi.
METAFISIKA
-
meta ( sesudah ) fisika ( fisik, benda ). Diperkenalkan oleh Andronikos
untuk 14 buku Aristoteles yang ditempatkan sesudah fisika ( 8 buku )
Aristoteles menyebutkan filsafat pertama ( metafisika) dan kedua
(fisika)
BERAGAM ARTI METAFISIKA
- upaya mengkarakterisasi realitas sebagai keseluruhan
- upaya meyelidiki apakah hakikat yang ada dibalik realitas
- ( umum ) pembahasan falsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau segala sesuatu yang ada
PEMBAGIAN METAFISIKA
- umum ( ontologi )
- khusus ( kosmologi, teologi metafisik, filsafat antropologi )
METAFISIKA UMUM ( ONTOLOGI )
- membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dengan cara memisahkan elsistensi dari penailan eksistensi
3 teori ontologis :
1. Idealisme : ada sesungguhnya ada didunia ide kita, yang tampak nyata dalam alam indrawi itu lah yang ada
2. Materialisme : menolak hal yang tidak kelihatan. Ada yang sesungguhnya adalah keberadaan semata-mata material
3. Dualisme : tipe fundamental substansi adalah materi ( secara fisik) dan mental ( tidak kelihatan secara fisik)
METAFISIKA KHUSUS ( TEOLOGI METAFISIK )
- kosmologi ( kosmo : dunia, logos : ilmu ) percakapan tentang alam ketertiban dari seluruh realitas
- teori metafisik dikenal dengan theodicea yang membahas tentang kepercayaan kepada Allah ditengah realitas kejahatan yang merajalela didunia
(*argumen
antologi : semua manusia punya ide tentang Allah. Realitas lebih
sempurna dari pada ide. Tuhan pasti ada dan realitas adanya pasti lebih
sempurna dari pada realitas ide manusia tentang Tuhan.
- Davin Hume : tidakada bukti Tuhan itu ada. Hume menolak Allah dan keberadaan agama
- Feuerbach : religi tercipta oleh hakekat manusia sendiri, yakni egoisme
SUMBER
➡️20130913 memahami metafisika.ppt
PERTEMUAN KE 2B( PERCABANGAN FILSAFAT )
Pada pertemuan ke-2 ini di awali dengan materi Aksiologi yang diajarkan oleh Pak Mikha.inilah yang saya dapatkan dari materi pembelajaran mengenai Aksiologi .
A) Pengertian Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu axios (nilai) dan logos (ilmu).
Menurut John Sinclair, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan.
Menurut Surisumantri, aksiologi adalah bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta tentang cara dan tujuan dari perbuatan manusia.
B) Nilai
Nilai memiliki 3 ciri, yaitu berkaitan dengan subjek, tampil dalam konteks praktis, dan menyangkut sifat yang ditambah oleh subjek pada sifat yang dimiliki oleh objek.
Nilai dibagi menjadi 4 kelompok, antara lain:
- Nilai kesenangan dan ketidaksenangan yang terdapat dalam objek yang perpadanan dengan mahkluk yang memiliki indera.
- Nilai-nilai vitalitas - perasaan halus, kasar, luhur, dll.
- Nilai rohani seperti nilai estetis (benar atau salah) yang tidak terikat pada indera.
- Nilai religius seperti yang kudus dan tidak kudus yang bersangkutan dengan objek absolut.
Macam-macam nilai, antara lain:
- Nilai ekonomis: berdasarkan hukum ekonomi
- Nilai estetis: saat menikmati lukisan atau lagu yang indah
- Nilai moral: memiliki 4 ciri, yaitu (1) berkaitan dengan tanggungjawab sebagai manusia, (2) berkaitan dengan hati nurani, (3) mewajibkan, dan (4) bersifat formal, yaitu tidak ada nilai moral yang 'murni' terlepas dari nilai lain.
Pembagian Aksiologi
- Etika (Filsafat Etika): Etika mengkaji tentang prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang mendasari penilaian terhadap perilaku manusia. Etika digunakan untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan, atau manusia-manusia lainnya. Etika sebagai filsafat memuat pendapat, norma, dan istilah moral. Etika sebagai aturan sopan santun dalam pergaulan.
- Estetika (Filsafat Keindahan): Estetika mengkaji tentang prinsip-prinsip yang mendasari penilaian atas berbagai bentuk seni, apa tujuan seni, apa peranan rasa dalam pertimbangan estetika, serta bagaimana seseorang dapat menganalisa karya besar suatu seni. Estetika berkenaan dalam nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
Obyektivitas dan Subyektivitas Nilai
- Nilai dikatakan obyektif apabila nilai-nilai tidak tergantung pada subyek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada obyeknya, bukan pada subyek yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada pendapat individu, tetapi pada obyektivitas fakta.
- Nilai dikatakan subyektif apabila subyek berperan dalam memberikan penilaian dan kesadaran manusia sebagai tolak ukurnya. Nilai subyektif selalu memerhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi, seperti perasaan yang akan mengarah kepada suka atau tidak suka dan senang atau tidak senang.
Peranan Nilai
- Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan manusia.
- Nilai mengarahkan manusia dan memberi daya tarik bagi manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.
- Menata hubungan sosial dalam masyarakat.
- Memperkuat identitas seseorang sebagai manusia.
Sumber: Power Point "AKSIOLOGI-MAW" Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara 2014
Sumbek gambar :http://www.authorstream.com/Presentation/andidirga-1535013-aksiologi/
0 komentar:
Posting Komentar