Senin, 22 September 2014

PERTEMUAN KE-5 SESI 2 (KESESATAN PEMIKIRAN)

KESESATAN (FALLACIA)

Kesesatan adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan salah fakta tapi salah kesimpulan ketika penalaran yang tidak tepat.

Klasifikasi Kesalahan Penalaran :

1.     Kesesatan formal : pelanggaran terhadap kaidah logika. Misalnya kedua premis tidak boleh universal dan harus ada satu yang particular.

Contoh :
Semua penodong berwajah seram

Semua pengamen berwajah seram

Jadi semua pengamen adalah penodong

-         Pernyataan diatas salah, karena kedua premis bersifat universal dibuktikan dengan adanya kata “SEMUA” di kedua premis

2.     Kesesatan Informal : menyangkut kesesatan dalam bahasa yang disebut dengan kesesatan diksi. Seperti kata depan yang salah, mengacau posisi subjek atau predikat, ungkapan yang keliru, amfiboli (sesat karena struktur kalimat bercabang), kesesatan aksen atau prosodi yaitu sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan, kesesatan bentuk pembicaraan yaitu sesat karena menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain, kesesatan aksiden yaitu aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki dan kesesatan karena alasan yang salah.

3.     Kesesatan Presumsi, karena generalisasi tergesa-gesa, belum tentu (non sequitur), analogi palsu, penalaran melingkar (petition principia), deduksi cacat dan pikiran simplistic.

4.     Kesesatan Retoris

Eufemisme atau disfemisme : pembangkang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangi maka disebut anggota pemberontak.

Penjelasan retorik : dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan soal

Stereotype : orang jawa penyebar. Orang batak suka menyanyi.

Innuendo : menyindir halus

Loading question : pertanyaan penuh muatan

Weaselar : menunjukkan pembuktian

Downplay : merendahkan orang dengan cara menyindir

Hiperbola : membesar-besarkan

Pengandaian bukti : seperti studi menunjukkan

Dilema semu: tamu tidak boleh meminum kopi dan susu, tetapi hanya disajikan dua hal tersebut. Sehingga, serba salah.
  
Menghindari persoalan

1. Argumentum ad hominem Kesesatan ini terjadi kalau kita berusaha aga orang menerima atau menolak sesuatu usul, tidak berdasarkan alasan penalaran, akan tetapi karena alasan yang berhubungan dengan kepentingan atau keadaan orang yang mengusulkan atau diusuli.
2. Argumentum  ad verecundium atau agumentum auctoritaris Kesesatan ini juga menerima atau menolak sesuatu tidak berdasarkan nilai penalarannya, akan tetapi karena orang mengemukakannya adalah orang yang berwibawa, dapat dipercaya, seorang ahli.
3. Argumentum ad baculum Kesesatan ini timbul kalau penerimaan atau penolakan suatu penalaran didasarkan atas adanya ancaman hukuman.
4. Argumentum ad mistoricordiam penalaran yang ditujukan untuk menimbulkan belas kasihan agar dapat diterima disebut argumentum ad mistericordiam. Argumen yang demkian itu biasanya verhubungan dengan usaha agar sesuatu perbuatan dimaafkan.
5. Argumentum ad populum Menggugah perusahaan massa pendengar, membangkitkan semangat atau membakar emosi pendengar agar menerima suatu konklusi tertentu.
6. Kesesatan non causa pro causa Kesesatan ini terjadi apabila kita menganggap sesuatu sebagai sebab, padahal sebenarnya bukan sebab, atau bukan sebab yang lengkap.
7. Kesesatan aksidensi Kesesatan karena aksidensi trjadi kalau kita menerapkan prinsip atau pernyataan umum kepada peristiwa atau peristiwa-peristiwa tertentu yang karena keadaannya yang bersifat aksidental menyebabkan penerapan itu tidak cocok.
8. Kesesatan karena komposisi dan divisi Ada predikat-predikat yang hanya mengenai individu-individu suatu kelompok kolektif. Kalau kita menyimpulkan bahwa predikat itu juga berlaku untuk kelompok kolektif seluruhnya, penalaran kita sesat karena komposisi.
9. Petitio principii Kita menggunakan konklusinya atau apa yang hendak kita buktikan itu sebagai premis.

10. Ignoratio
Kesesatan ignoratio elenchi terjadi apabila konklusi yang diturunkan dari premis tidak relevan dengan premis itu.

11. Kesesatan karena pertanyaan yang kompleks
Sebuah pertanyaan atau perintah, sering kali bukan pertanyaan tunggal, yang dapat dijawab dengan tepat dengan stu jawaban, meskipun pertanyaannya berbentuk kalimat tunggal.

12. Argumentum ad ignoratium
Adalah penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi atas dasar bahwa negasinya tidak terbukti salah, karena negasinya tidak terbukti bena
Sumber : power-poin "kesesatan" fakultas psikologi 2014
Sumber :  membaca dri  http://ujianpakarif.wordpress.com/silogisme-ii/

2 komentar:

Khansa mengatakan...

isi blognya udah bagus. tapi agak sedikit gelap warnanya. coba deh warnanya diubah. :)
gue kasih nilai 80 ya :)
kunjungin, komentarin dan kasi saran blog gue jga ya binarpsikologi.blogspot.com

Unknown mengatakan...

Udah bagus tapi warna nya gelap nih:( coba deh diperbaiki lg yaaa sherly:) 82 nilainya

Posting Komentar